Penerapan Royalti Baru Jadi Tantangan ANTAM di Q1
PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) mengungkapkan penerapan regulasi baru terkait kenaikan tarif royalti untuk komoditas mineral dan batu bara (minerba) menjadi tantangan utama dalam operasional perusahaan sepanjang kuartal I 2025.
Direktur Operasi dan Produksi ANTAM, Hartono menyatakan kebijakan yang diterbitkan pemerintah berdampak langsung pada struktur biaya perusahaan, mengingat hampir seluruh komoditas yang dikelola mengalami kenaikan tarif royalti.
“Pemerintah menerbitkan regulasi baru, salah satunya adalah royalti yang mengalami kenaikan untuk hampir semua komoditas,” ujarnya saat konferensi pers RUPST Antam di Jakarta, Kamis (12/06/2025).
Baca Juga: Pimpin ANTAM, Achmad Ardianto Tegaskan Komitmen pada Keberlanjutan dan Inovasi
Selain kenaikan royalti, ANTAM juga menghadapi tantangan dari penyesuaian patokan harga jual. Untuk mengatasi tekanan biaya tersebut, ANTAM mengambil langkah efisiensi dengan menurunkan cash cost melalui peningkatan produktivitas.
“Kami menurunkan cash cost operasional dengan meningkatkan produktivitas di seluruh lini, sehingga biaya produksi komoditas seperti tambang bauksit, bijih nikel, dan emas bisa ditekan,” jelasnya.
Dengan strategi tersebut, perusahaan mencatatkan lonjakan laba bersih signifikan pada kuartal I-2025, tumbuh lebih dari sepuluh kali lipat menjadi Rp2,32 triliun dibandingkan Rp210,59 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan laba bersih ini turut diiringi lonjakan EBITDA sebesar 518% menjadi Rp3,26 triliun dari Rp527,61 miliar. Laba usaha juga berbalik positif menjadi Rp2,69 triliun setelah pada kuartal I-2024 mencatat rugi Rp491,19 miliar. Sementara itu, laba kotor naik drastis menjadi Rp3,64 triliun atau lebih dari 13 kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Dari sisi neraca keuangan, laba bersih per saham dasar (EPS) naik 794% menjadi Rp88,69. Total aset ikut tumbuh 17% menjadi Rp48,30 triliun dan ekuitas naik 10% menjadi Rp34,62 triliun.
Baca Juga: Cadangan Emas Menipis, Antam Ngebut Cari Tambang Baru
Penjualan domestik menjadi pendorong utama pertumbuhan, mencakup 95% dari total penjualan bersih sebesar Rp26,15 triliun atau tumbuh 203% dari Rp8,62 triliun. Penjualan emas mendominasi dengan kontribusi Rp21,61 triliun atau 83% dari total pendapatan, didukung peningkatan volume penjualan sebesar 93% menjadi 13.739 kg. Peluncuran aplikasi ANTAM Logam Mulia turut mendongkrak transaksi digital emas fisik.
Segmen nikel dan bauksit turut mencatat pertumbuhan tajam. Penjualan nikel (feronikel dan bijih nikel) melonjak 581% menjadi Rp3,77 triliun, seiring produksi feronikel sebesar 4.498 ton nikel dalam feronikel (TNi) dan volume penjualan 4.839 TNi. Produksi bijih nikel naik 221% menjadi 4,63 juta wet metric ton (wmt), dengan volume penjualan tumbuh 281% menjadi 3,83 juta wmt.
Sementara itu, penjualan bauksit dan alumina tercatat sebesar Rp708,75 miliar atau naik 102%. Produksi bijih bauksit meningkat 328% menjadi 653.781 wmt, dengan penjualan alumina mencapai 44.048 ton atau tumbuh 4%.
-
3 Catatan Bawaslu dalam Pengawasan CoklitHendropriyono Angkat Bicara Atas Al ZaytunAnies Baswedan Akui Perkotaan Jadi Tempat Permasalahan Dunia TerjadiAnies Baswedan Bawa Kabar Baik, UMKM di Jakarta Pasti Gembira!Sambut Muktamar kePolisi Belum Jadwalkan Pemanggilan Rocky Gerung dan Refly HarunSuara Lantang Pihak Munarman di Lanjutan Sidang Dugaan Terorisme Akibat Ulah Jaksa: Kami...Karenina Ditangkap Sedang Tidak Gunakan Ganja, Polisi Ungkap Hasil Tes UrineAkui Bangga dengan Anies Baswedan, Warganet: Semoga Cepat Jadi...Menkominfo Budi Arie Temui Jaksa Agung: Bahas Kelanjutan BTS 4G Kominfo?
下一篇:KLIK Sscasn.bkn.go.id 2024 Secepatnya Sebelum Diserbu Pengunjung, Besok Rekrutmen CPNS Resmi Dibuka
- ·Link dan Cara Cek Akreditasi Kampus Lewat BAN
- ·Heri Koswara Dengar Aspirasi Masyarakat saat Reses di Bekasi
- ·Saksi Ahli Kasus TPPU Panji Gumilang Segera Diperiksa Bareskrim
- ·Kasus Wowon CS, Masuk Sidang Kedua
- ·KPK Geledah Kantor Ditjen Minerba Kementerian ESDM Terkait TPPU eks Gubernur Malut
- ·Polri Tegaskan Tidak Ada Kekerasan Aparat di Desa Wadas
- ·Jaksa Agung Ungkap Kasus Dugaan Korupsi Garuda Naik ke Penyidikan
- ·Ternyata Gibran dan Kaesang Diduga Korupsi Pakai Model Baru, Ubedilah: Ini Tidak Seperti Biasanya
- ·Kader NU Zainul Ma'arif Dipecat Usai Bertemu Presiden Israel, Ini Kata PWNU
- ·Diserang di Sosial Media, Xiaomi Berang Tak Basa
- ·Wamen Ekraf Dorong Manfaatkan Seluas
- ·KPK Deteksi Tersangka Korupsi e
- ·KPU RI Akan Sosialisasikan Putusan MK dan Menyesuaikan Regulasi Pilkada 2024
- ·Ruhut Minta Kapolri Tangkap Nicho Silalahi, Ada yang Nyeletuk: 'Denny Siregar, Abu Janda, Ade Juga'
- ·Resmi! Pemerintah Cabut Empat Izin Tambang Nikel di Raja Ampat
- ·KPK Tetapkan Hakim PN Surabaya Jadi Tersangka, Dua Nama Ini Ikut Terseret
- ·3 Catatan Bawaslu dalam Pengawasan Coklit
- ·Menkominfo Budi Arie Temui Jaksa Agung: Bahas Kelanjutan BTS 4G Kominfo?
- ·Fakta Baru Edy Mulyadi di Penjara! Ternyata Oh Ternyata Bertetangga dengan Bukan Orang Sembarangan!
- ·Kader Demokrat yang Digaruk KPK Diduga Pengikut Habib Rizieq, Bukti Sumpah Ahok Benar
- ·Novanto Ajukan PK, Apa Kata KPK?
- ·Polri Tegaskan Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat Ilegal
- ·Tak Mau Seperti Jakarta, Anies Dorong Kawasan Urban di Seluruh Indonesia Siapkan Kendaraan Umum
- ·Polri Beli Pesawat Bekas Boeing 737
- ·BNI Dukung Ekspor Hortikultura BNIdirect dan Xpora
- ·KPK Tetapkan Hakim PN Surabaya Jadi Tersangka, Dua Nama Ini Ikut Terseret
- ·PKB Fokus Benahi Tata Kelola Fraksi dari DPR Hingga DPRD
- ·Bergerak Cepat, Satgas Penanganan Koperasi Bermasalah Rangkul PPATK
- ·KKH Pertanyakan Status Askara Harsono ke Kemenkumham
- ·Bekas Anak Buah Ahok Ketahuan Korupsi, Total Nilai Pekerjaannya Rp688 Miliar!
- ·Tolak RUU Pilkada, Masinton Serukan Anak
- ·Menguak Makna Baju Kampanye Ganjar Pranowo Garis Lurus Hitam Putih, Didesain Langsung oleh Jokowi!
- ·MA Ringankan Hukuman Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Begini Tanggapan Kuasa Hukumnya!
- ·KPK Deteksi Tersangka Korupsi e
- ·Gelar RUPS, Pertamina Umumkan Restrukturisasi Direksi dan Catatan Kinerja Positif Sepanjang 2024
- ·Alasan PKN Belum Deklarasikan Prabowo Subianto Sebagai Capres, Anas: 'Kami Masih Nunggu Pasangannya'