时间:2025-05-31 03:54:02 来源:网络整理 编辑:探索
Warta Ekonomi, Jakarta - Amerika Serikat (AS) dilaporkan kembali bermanuver untuk mengekang pertumbu quickq苹果app下载
Amerika Serikat (AS) dilaporkan kembali bermanuver untuk mengekang pertumbuhan ekonomi hingga Industri dari China. Washington dikabarkan telah memerintahkan sejumlah besar perusahaan untuk menghentikan pengiriman barang menuju negara tersebut tanpa izin ekspor dari AS.
Dilansir dari Reuters, Jumat (30/5), Rezim Presiden Amerika Serikat, Donald Trump disebut tengah berusaha membatasi akses terhadap produk penting bagi sektor-sektor utama, termasuk perangkat lunak desain semikonduktor, bahan kimia seperti butana dan etana, peralatan mesin, dan peralatan penerbangan.
Baca Juga: Ketegangan China–Taiwan Memanas, Saling Tuduh Soal Serangan Siber
Dalam melakukan hal tersebut, salah satu manuver yang dilakukan mencakup pencabutan izin ekspor yang telah diberikan sebelumnya kepada sejumlah pemasok. Beberapa perusahaan teknologi dan industri besar bahkan mengaku telah menerima surat pemberitahuan soal itu dari Departemen Perdagangan AS.
“Dalam beberapa kasus, kami telah menangguhkan lisensi ekspor yang ada atau menetapkan persyaratan tambahan selama proses tinjauan berlangsung,” kata Juru Bicara Departemen Perdagangan AS.
Fokus utama dari pembatasan ini tampaknya menyasar industri semikonduktor, di mana perusahaan yang memasok perangkat lunak otomatisasi desain elektronik kini diwajibkan memiliki lisensi baru untuk melakukan pengiriman ke China. Langkah ini tidak serta-merta merupakan larangan penuh, melainkan ekspor akan ditinjau kasus per kasus.
Kebijakan ini juga berdampak pada sektor kimia dan manufaktur peralatan, termasuk perusahaan yang memproduksi bahan baku penting seperti butana dan etana, serta alat berat untuk produksi presisi tinggi.
Hingga kini, belum ada kejelasan apakah pembatasan ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk menciptakan daya tawar baru dalam negosiasi dagang dengan China.
Baca Juga: Jalur Kereta Internasional Vietnam-China Beroperasi Lagi
Gedung Putih belum memberikan komentar resmi mengenai kebijakan ini. Namun, sejumlah analis menilai kebijakan tersebut dapat memperburuk ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Daftar 10 Kota Paling Ramah di Dunia2025-05-31 03:44
Bagaimana Islam Memandang Flexing di Media Sosial?2025-05-31 03:42
Senator Dukung Langkah Anies Jadikan Pulau Reklamasi Sebagai Ruang Publik Terbuka2025-05-31 03:07
Polisi Ringkus Jakmania Pemukul Anak Menpora2025-05-31 02:57
Cek Formasi PPPK Tenaga Teknis 2022 di Basarnas yang Dibuka Pendaftarannya2025-05-31 02:48
Minum Air Lemon Setiap Hari, Apa yang Terjadi pada Tubuh?2025-05-31 02:46
Putusan Hakim: Kasus Korupsi Proyek BTS 4G Johnny Plate Rugikan Negara Rp 6,2 T2025-05-31 02:29
Update Aborsi di Ciracas, Polisi Tunggu Hasil Spesimen Diduga Tulang Janin2025-05-31 01:44
Aksi Heroik Penumpang Buka Pintu Darurat dan Jalan di Sayap Pesawat2025-05-31 01:37
Maghfirah 10 Hari Kedua Ramadan: Waktu Penuh Ampunan, Jangan Terlewat2025-05-31 01:36
Cara Cek PIP Maret 2025 Sudah Cair atau Belum, Nih Buka pip.dikdasmen.go.id2025-05-31 03:44
FOTO: Sambangi Masjid Si Pitung, Salah Satu Masjid Tertua di Jakarta2025-05-31 03:35
Bagaimana Islam Memandang Flexing di Media Sosial?2025-05-31 03:00
Sejarah Berdirinya Bus PO Sudiro Tungga Jaya, Berawal dari Perusahaan Penyalur Minyak2025-05-31 02:34
FOTO: Cantiknya Desa Dupa Vietnam yang Instagramable2025-05-31 02:17
Tahu Ada Lahan Hijau Dijadikan Rumah Tinggal, Begini Reaksi Anies2025-05-31 02:10
Dokter Jelaskan 5 Penyebab Anak Muda Kena Gagal Ginjal Kronis2025-05-31 02:10
Bolehkah Langsung Makan Nasi Saat Buka Puasa? Ini Kata Dokter2025-05-31 01:40
KTP Segera Beralih ke Format Digital, Yuk Intip Langkah2025-05-31 01:39
Maghfirah 10 Hari Kedua Ramadan: Waktu Penuh Ampunan, Jangan Terlewat2025-05-31 01:14