您的当前位置:首页 > 热点 > Indonesia Harus Jaga Daya Saing Industri Besi dan Baja 正文
时间:2025-05-23 13:08:29 来源:网络整理 编辑:热点
Warta Ekonomi, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membuka acara Ir quickq安卓版下载
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membuka acara Iron Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025 di Jakarta Convention Center, Rabu (21/05/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengungkapkan Indonesia harus menjaga daya saing komoditas besi dan baja di tengah gejolak perdagangan global.
Baca Juga: Kemenperin Bantah Menperin Gagal Bangun Manufaktur
“Saya ingin menggarisbawahi bahwa perdagangan global sedang memasuki tahun-tahun yang sulit karena adanya tarif struktural di mana besi, baja, dan aluminium dikenakan tarif 25%. Namun karena ini diperlakukan untuk seluruh dunia, maka tentunya kita harus menjaga daya saing kita,” ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Kamis (22/5).
Dalam acara tersebut, Menko Airlangga juga menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman ASEAN Iron & Steel Council yang ditandatangani oleh Board of Directors dari 6 negara yang hadir, yaitu Malaysia, Indonesia, Philippines, Singapore, Thailand, dan Vietnam.
“Saya pikir sudah saatnya bagi ASEAN, sebagai salah satu produsen baja terbesar di dunia, untuk bekerja sama. Karena segmen industri dalam tarif tidak membedakan antara besi, aluminium, dan baja tahan karat, maka besi dan baja Asia Tenggara harus mencakup ketiga komoditas besar tersebut. Saya juga mengapresiasi penandatanganan Nota Kesepahaman tadi yang akan meningkatkan rantai pasokan regional kita,” ujar Menko Airlangga.
Dengan jumlah penduduk yang mencapai 600 juta orang dan ekonomi yang lebih dari USD3 triliun menjadikan kawasan ASEAN pasar yang kuat untuk industri baja dan besi. Ini juga menjadi bagi momentum ASEAN untuk menjadikan kawasan Indo-Pasifik tetap stabil dan tumbuh di tengah perang tarif antara AS dan Cina.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menjelaskan terkait kondisi global yang sedang dihadapi saat ini berupa tantangan pada OversupplyChina yang berpotensi dilimpahkan ke Indonesia, serta tantangan pada kebijakan (Carbon Border Adjustment Mechanism/CBAM) Uni Eropa. Hal ini akan membebankan tarif tambahan bagi produk pada karbon, salah satunya baja.
“Kita harus siap untuk itu dan saya berharap Asia Tenggara, besi, dan baja dapat membuat strategi menuju produksi yang lebih berkelanjutan dan lebih hijau. Saya juga setuju dengan Ketua South East Asia Iron and Steel Institute (SEAISI) bahwa kita juga harus membahas tentang teknologi,” kata Menko Airlangga
Halaman BerikutnyaHalaman:
5 Pilihan Makanan Peningkat Mood untuk Penderita Depresi2025-05-23 12:10
美国传媒专业排名TOP5院校2025-05-23 11:59
Iran Tak Gentar, Siapkan Balas Telak Jika Fasilitas Nuklir Diserang Israel2025-05-23 11:59
美国高校设计专业排名TOP52025-05-23 11:39
5 Jenis Kurma Terbaik di Dunia, Adakah Favoritmu?2025-05-23 11:18
艺术中心设计学院在哪?2025-05-23 11:07
Berapa Jumlah Rakaat Salat Nisfu Syaban?2025-05-23 11:07
Bentuk Tim Evaluasi Internal, Kemkomdigi Dukung Proses Hukum Kasus PDNS2025-05-23 11:02
服装设计留学作品集的制作技巧有哪些?2025-05-23 11:00
Inspiratif! Dokter Yanuar Lulusan Tercepat S3 Kedokteran dengan IPK 4,002025-05-23 10:46
Tak Disangka, Prabowo Sapa Warga di Bundaran HI Sambil Naik Mobil Maung Jelang Tahun Baru2025-05-23 12:41
Pemerintah Akan Beri Sanksi BUMN & Kontraktor EPC Jika Langgar Kewajiban TKDN di Industri Hulu2025-05-23 12:27
耶鲁大学美术专业排名如何?2025-05-23 12:25
Hari Ini Ratna Bacakan Pembelaan, Isinya 108 Halaman2025-05-23 12:24
Hidup Menderita, Penyebar Ujaran Kebencian Ini Menyesal Setengah Mati!2025-05-23 12:20
高考成绩申请留学有哪些要求?2025-05-23 11:57
Mendagri: 415 Kabupaten dan 93 Kota Ingin Berpartisipasi Program Makan Bergizi Gratis2025-05-23 11:27
美国的美术学院有哪些?2025-05-23 11:22
Lemhanas Minta Tambahan Anggaran Rp99,2 Miliar, Ace: Gak Besar Kok2025-05-23 10:56
Resmi! Kemendikdasmen Keluarkan Aturan Libur Ramadan, Jadi Sebulan?2025-05-23 10:48