Bali Masuk Tempat Wisata yang Tak Layak Dikunjungi di 2025
Penerbit panduan perjalanan asal Amerika Serikat, Fodor, merilis 15 destinasi wisatayang tidak layak dikunjungi di 2025. Balimasuk dalam daftar tersebut bersama Barcelona, Venice dan Tokyo.
Fodor memasukkan Pulau Dewata dalam daftar lantaran permasalahan overtourism yang dinilai merambah habitat alami Bali, mengikis warisan lingkungan dan budayanya, dan menciptakan 'kiamat sampah plastik'.
Mereka pun mengutip Badan Pusat Statistik Provinsi Bali untuk memperkuat klaim overtourism. Pada 2023, ada sekitar 5,3 juta pengunjung internasional datang ke Bali,
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Fodor, industri pariwisata Bali dan lingkungan alam terkunci dalam hubungan yang rapuh dan melingkar: ekonomi Bali tumbuh subur berkat keramahtamahan, yang bergantung pada kesehatan lanskap alamnya.
Pulihnya pariwisata pascapandemi ini hanya meningkatkan permasalahan di Pulau Dewata. Pariwisata yang berlebihan memengaruhi inti kehidupan masyarakat Bali
Jadi, meskipun arus masuk turis dapat meningkatkan perekonomian, tetapi di sisi lain juga memberikan tekanan yang sangat besar pada infrastruktur Bali.
"Pantai-pantai yang dulunya bersih, seperti Kuta dan Seminyak, kini terkubur di bawah tumpukan sampah, dengan sistem pengelolaan sampah setempat yang berjuang keras untuk mengatasinya," tulis Fodor dalam website resminya.
Ini bukan kali pertama Bali masuk Bali dalam Daftar Destinasi Terlarang ala Fodor karena pada 2020 juga Pulau Dewata masuk list tujuan wisata yang tidak direkomendasikan.
Berikut 15 Destinasi Wisata yang Tak Layak Dikunjungi pada 2025 versi Fodor:
1. Bali, Indonesia
2. Barcelona, Spanyol
3. Mallorca, Spanyol
4. Kepulauan Canary, Spanyol
5. Venice, Itali
6. Lisbon, Portugal
7. Koh Samio, Thailand
8. Gunung Everest, Nepal
9. Agrigento, Itali
10. Virgin Island
11. Kerala, India
12. Kyoto, Jepang
13. Tokyo, Jepang
14. Oaxaca, Meksiko
15. Scotland North Coast 500, Skotlandia
下一篇:7 Jenis Susu Sapi Selain Evaporasi, Mana yang Lebih Sehat?
相关文章:
- Jadi PNS Selama 30 Tahun yang Meringankan Hukuman Rafael Alun
- Wali Kota Tangerang Minta Jajarannya Terus Tingkatkan Pelayanan Publik
- KPK Minta Pengadilan Tipikor Ganti Susunan Majelis Hakim Dalam Kasus Gazalba Saleh
- Tak Jadi Hanya untuk ASN, Ara Buka Satu Tower Rusun di IKN untuk Masyarakat
- Jadi PNS Selama 30 Tahun yang Meringankan Hukuman Rafael Alun
- Baznas Tingkatkan Ekosistem Ekonomi Kurban lewat Program Kurban Berkah
- 5 juta Ton Biji Nikel Diekspor Secara Ilegal, Sultan: Program Hilirisasi Perlu Dievaluasi
- Kominfo Sebut Masalah Judol Tak Akan Pernah Tuntas Sampai Kiamat
- Anies Baswedan Santai Tanggapi Ucapan Jokowi 'Presiden Boleh Kampanye dan Memihak'
- Panglima TNI Tegaskan Tak Ada Anggotanya yang Terlibat dalam Tewasnya Wartawan Tribrata TV
相关推荐:
- Mobil Listrik China Kuasai Pasar Otomotif Inggris
- Dukung Energi Hijau, Bank Capital Borong 2.098 MWh Sertifikat REC
- Pasar Keuangan Global Lunglai, Ancaman Tarif dan Kredit AS Picu Kekhawatiran
- Kamis Siang, Kualitas Udara Jakarta Tempati Posisi Ketiga Terburuk di Dunia
- Jakarta Fair 2024 Dibuka Mulai 12 Juni, Berapa Harga Tiketnya?
- Menteri PKP Usul Revisi UU No 23 Tahun 2014, Minta Pemda Bantu Selesaikan Masalah Perumahan
- Remaja Bogor Viral Disebut Berubah Kelamin, Ini Penjelasan Dokter
- Gembong Ungkap Lima Petahana DPRD Fraksi PDIP yang Tak Lagi Maju di Pileg DKI 2024
- Kisah Wanita Selamat dari Kecelakaan Pesawat Usai Jatuh 5 Ribu Meter
- Daftar Warna yang Bawa Keberuntungan di Tahun 2025
- Kaesang Pangarep Ikuti Turnamen Samsul Cup Prabowo
- Soal Wagub DKI, Prabowo Ikut Apa Kata Taufik
- Kiat Olahraga untuk Pekerja Kantoran: Tubuh Bugar, Kerja Makin Cuan
- Trump Naikkan Tarif Impor Baja dan Aluminium, China Nyindir: Sudah Usang Konsep Menang
- 7 Jenis Susu Sapi Selain Evaporasi, Mana yang Lebih Sehat?
- Prabowo: Kami Tak Malu
- 9 Kota Hantu Paling Misterius di Dunia, Ada Bekas Tambang Berlian
- Polri Ungkap Kesulitan Pembebasan Kapten Philip Marthens yang Masih Disandera KKB Papua
- FOTO: Ramai
- 7 Kebiasaan yang Membuat Anak Tumbuh Tinggi dan Cerdas