您的当前位置:首页 > 娱乐 > Daya Beli Lemah Meski Neraca Perdagangan Indonesia Surplus, Ekonom Ungkap Penyebabnya 正文
时间:2025-06-13 08:49:23 来源:网络整理 编辑:娱乐
JAKARTA, DISWAY.ID --Neraca Perdagangan Indonesia hingga saat ini masih terus menunjukkan performa y quickq app 下载
JAKARTA,quickq app 下载 DISWAY.ID --Neraca Perdagangan Indonesia hingga saat ini masih terus menunjukkan performa yang positif.
Pada September 2024 ini, Neraca Perdagangan Indonesia telah sukses mencatatkan surplus sebesar 3,26 miliar dolar.
Pencapaian tersebut menjadi penanda perpanjangan surplus neraca perdagangan Indonesia menjadi 53 bulan secara berturut-turut sejak Mei 2020.
BACA JUGA:Veronica Tan Dilirik Prabowo Jadi Menteri PPPA, Ternyata Punya Yayasan Anak Rusun hingga Platform Home and Baby Care
BACA JUGA:Kasus Kematian Dokter PPDS FK Undip Naik Penyidikan, tapi Belum Ada Tersangka
Kendati begitu, surplus 53 bulan tersebut juga diiringi dengan penurunan daya beli masyarakat. Tidak ayal situasi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang keseimbangan ekonomi Indonesia.
"Surplus perdagangan sering dilihat sebagai sinyal positif, karena menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daripada impor, yang bisa berarti ekonomi berjalan baik," kata Ekonom sekaligus Dosen Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta, Achmad Nur Hidayat, ketika dihubungi oleh Disway pada Rabu 16 Oktober 2024.
Namun, kata Achmad Nur Hidayat, dalam konteks ini, daya beli masyarakat yang turun menunjukkan bahwa manfaat dari surplus tersebut tidak dirasakan oleh masyarakat luas.
Achmad menambahkan bahwa ada beberapa alasan mengapa surplus ini tidak berdampak secara langsung pada peningkatan daya beli.
BACA JUGA:UMKM Masih Sering Terkendala Pembiayaan, KemenKopUKM Ungkap Strategi Alternatif
BACA JUGA:Berada di Level yang Baik, Menko Airlangga Ungkap Perekonomian Indonesia Terkendali
Salah satunya adalah komposisi ekspor Indonesia yang masih didominasi oleh komoditas mentah, seperti bahan bakar mineral, minyak sawit, dan logam.
"Ketergantungan pada sektor ini membuat surplus rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global dan tidak selalu mengalir ke sektor yang langsung berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat," jelas Achmad.
Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa penurunan impor barang konsumsi dan modal bisa menjadi indikasi bahwa permintaan domestik melemah, yang dapat berdampak pada penurunan investasi dan konsumsi rumah tangga.
Semua Penumpang dan Awak Boeing 787 Air India Dinyatakan Tewas2025-06-13 08:41
Viral Kucing 'Oren' Ditinggal Pemilik di Bandara, Ada Luka di Tubuhnya2025-06-13 08:17
Table Manner Lagi Ramai Di Medsos, Memang Penting?2025-06-13 07:53
Memaafkan Dengan Tulus, Membersihkan Hati dan Jiwa di Bulan Ramadan2025-06-13 07:52
KPK Geledah Kantor Ditjen Minerba Kementerian ESDM Terkait TPPU eks Gubernur Malut2025-06-13 07:37
Ingatkan Kekuatan Akar Rumput, Mega: PDI Perjuangan Jadi Seperti Ini Karena Rakyat2025-06-13 07:11
7 Cara Rawat Kulit Selama Puasa, Tetap Glowing dan Segar Tahan Lama2025-06-13 07:05
Negara Eropa Destinasi Petualangan Terbaik Dunia, Paspor RI Bebas Visa2025-06-13 06:51
Dorong Wisata Domestik, AirAsia Beri Diskon PPN 6% Selama Libur Sekolah2025-06-13 06:13
Bolehkah Tidur Setelah Sahur? Ternyata Ini Dampaknya bagi Kesehatan2025-06-13 06:11
Kejagung Limpahkan Kasus LPEI ke KPK, Agar Tak Terjadi Tumpang Tindih 2025-06-13 08:38
TPN Ganjar2025-06-13 08:29
Kuasa Hukum SYL Minta Firli Bahuri Segera Ditahan2025-06-13 08:24
7 Masjid dengan Arsitektur Indah di Indonesia, Destinasi Wisata Religi2025-06-13 08:07
Bukan Kaesang, Gerindra Ungkap Sosok Santri Jateng Bakal Jadi Calon Pendamping Ahmad Lutfhi2025-06-13 08:06
FOTO: Bianglala 'London Eye' Kokoh Berdiri Selama 25 Tahun2025-06-13 07:46
Hobinya Korupsi, Berapa Sih Harta Bupati Kudus?2025-06-13 07:23
Sekda Jabar Jadi Tersangka Meikarta, Apa Kata Emil?2025-06-13 07:20
Link dan Cara Cek Akreditasi Kampus Lewat BAN2025-06-13 07:17
FOTO: Bianglala 'London Eye' Kokoh Berdiri Selama 25 Tahun2025-06-13 07:16