您的当前位置:首页 > 时尚 > Angka Kematian Ibu Masih Tinggi, Apa Saja Sebabnya? 正文
时间:2025-05-24 12:09:44 来源:网络整理 编辑:时尚
Jakarta, CNN Indonesia-- Angka kematian ibu(AKI) jadi salah satu topik yang disorot dalam debat keli quickq最新下载入口
Angka kematian ibu(AKI) jadi salah satu topik yang disorot dalam debat kelima Pilpres 2024yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (4/2) malam.
Di Indonesia sendiri, catatan AKI masih terbilang tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, AKI setelah melahirkan mencapai 189 per 100 ribu kelahiran hidup. Angka ini membuat Indonesia menempati peringkat kedua kasus AKI tertinggi di ASEAN.
Sementara itu, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, AKI per Januari 2023 masih berada di kisaran 305 per 100 ribu kelahiran hidup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Berdasarkan catatan WHO, pada dasarnya komplikasi menjadi penyebab utama kematian ibu selama kehamilan dan melahirkan. Komplikasi berkontribusi terhadap 75 persen kasus kematian ibu.
Sebagian besar komplikasi ini sebenarnya dapat dicegah atau diobati. Sebut saja salah satunya pendarahan hebat. Kondisi ini umum dialami seorang ibu setelah melahirkan.
Selain itu juga ada infeksi yang biasa terjadi setelah melahirkan. Tak lupa, tekanan darah tinggi atau yang dikenal sebagai preeklamsia dan eklamsia juga turut jadi penyebab kematian ibu.
Preeklamsia adalah komplikasi pada ibu hamil yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kelebihan protein dalam urine. Sementara eklamsia adalah komplikasi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kejang sebelum, selama, atau setelah melahirkan.
Sering kali juga ditemukan bahwa sebenarnya seorang perempuan telah memiliki risiko komplikasi tersebut, bahkan sebelum hamil.
"Banyak wanita hamil dengan kondisi [medis] yang sudah ada sebelumnya," ujar ahli obstetri-ginekologi Monique Rainford, menukil laman Yale Medicine. Kondisi ini menempatkan seseorang pada risiko komplikasi yang lebih tinggi selama kehamilan.
Misalnya saja tekanan darah tinggi yang telah dimiliki seseorang sebelum hamil. Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami preeklamsia selama kehamilan. Preeklamsia juga meningkatkan risiko stroke setelah melahirkan.
![]() |
Yang tak kalah penting lainnya adalah kesehatan mental. Tekanan mental juga diketahui dapat meningkatkan tekanan darah. Bukan tak mungkin tekanan mental selama kehamilan juga bisa meningkatkan tekanan darah dan memicu komplikasi kehamilan.
Selain itu, yang patut disoroti lainnya adalah depresi postpartum. "Hal ini [depresi postpartum] menempatkan Anda pada risiko yang lebih tinggi untuk bunuh diri," ujar Rainford.
Tak cuma itu, Rainford juga mengatakan bahwa usia seorang ibu saat hamil berkontribusi terhadap AKI. Seseorang yang hamil pada usia lebih dari 35 tahun memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi.
Risiko komplikasi yang bisa berujung kematian saat kehamilan meningkat seiring bertambahnya usia. Contoh kasus di Amerika Serikat (AS), misalnya, AKI pada ibu berusia di bawah 25 tahun adalah 20,4 per 100 ribu kelahiran hidup.
Pada usia 25-39 tahun, angkanya meningkat jadi 31,3 per 100 ribu kelahiran hidup. Namun, AKI pada ibu berusia 40 tahun ke atas melonjak jadi 138,5 per 100 ribu kelahiran.
"Risiko kesehatan meningkat seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, wanita yang lebih tua bisa mengalami komplikasi saat hamil," jelas Rainford.
Risiko tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan beberapa langkah. Rainford menekankan langkah tersebut pada asupan nutrisi, olahraga, durasi tidur, manajemen stres, dan perawatan prenatal yang tepat.
Bikin Pria Difabel Terpaksa Turun Pesawat, Maskapai Didenda Rp1,1 M2025-05-24 12:00
Hasil Negosiasi Tarif AS, Menko Airlangga: Kita Tawarkan Win2025-05-24 11:46
Terdaftar atau Tidak? Cek NIK KTP Penerima Bansos PKH BPNT 2025 Sekarang Juga!2025-05-24 11:26
W3RL Bentuk Nyata Kolaborasi Lintas Sektor Wujudkan Indonesia Emas2025-05-24 11:08
Di Laz Fest 12.12, Kamu Bisa Disambut Bintang Idola Favorit2025-05-24 10:52
KPK Periksa Dua Saksi Pembelian Tanah di Bakauheni dan Kalianda dalam Kasus Pengadaan Lahan JTTS2025-05-24 10:19
Jangan Dihindari, 6 Makanan Pahit Ini Bisa Cegah Banyak Penyakit2025-05-24 10:18
Serupa Tapi Tak Sama, Ini Beda Batuk karena Alergi dan Asma2025-05-24 09:44
10 Negara Paling Banyak Dicari di Google pada 2023, Tak Ada Indonesia2025-05-24 09:34
Ini 5 Waktu Terbaik Minum Air Kelapa, Manfaatnya Jadi Maksimal2025-05-24 09:33
Hah! Pemprov DKI Punya Alat USG Pohon? Gimana Tuh Kerjanya?2025-05-24 12:03
Daftar Minuman yang Bisa Menurunkan Risiko Kanker2025-05-24 12:01
Sepakat Akhiri Konflik, PWI Gelar Kongres Persatuan Agustus 20252025-05-24 11:49
Kasus Ijazah Jokowi Kian Panas! Polda Kejar Kebenaran, 24 Saksi Sudah Diperiksa2025-05-24 11:26
Teman Kerja Pegi Beri Kesaksian Muka Umum, Polisi Ambil Tindakan2025-05-24 11:25
Koki Australia Pecahkan Rekor Maraton Masak Terlama Selama 140 Jam2025-05-24 11:20
Puan Minta Penjelasan Soal Pengaman TNI Jaga Kejaksaan: Biar Tidak Timbulkan Fitnah2025-05-24 10:47
Ini 5 Waktu Terbaik Minum Air Kelapa, Manfaatnya Jadi Maksimal2025-05-24 10:02
Besok Sidang Isbat Idul Adha 2024, Kemenag Ungkap Pantauan Hilal di 114 Titik2025-05-24 09:29
Malaysia Bidik 45 Juta Turis Asing pada 2025, Indonesia Cuma 16 Juta2025-05-24 09:24